Wednesday, January 2, 2013

Pengalaman Implan koklea


Adhitya Feviansyah, implan koklea IES pada pertengahan Maret 2010 dan baru di switch on pada pertengahan April 2010. Sebelum implan Adhit, memakai ABD sejak umur 2 tahun . Sisa pendengaran ia di 90 dan 110db. Sejak di ketahui Tunarungu , dan memakai ABD adhit terapi di Mataram dan Kupang, lalu pindah ke Jakarta dan bersekolah di SLB Santirama pada usia 4 tahun….
Di Santirama adhit mendapatkan pendidikan yang sama, seperti yang diberikan kepada anak2 lainnya. Namun ada yang aneh pada Adhit, karena ia susah sekali untuk konsentrasi dan kemampuan daya ingatnya rendah sekali. Ia juga sulit membaca bibir (lipsreading) dalam memahami percakapan yang ada disekolah. Hasilnya , ia selalu terbelakang dalam prestasi dan juga dalam aktifitas di sekolah. Teman2nya sudah mahir berbahasa isyarat dan mahir membaca bibir dan berkata2 karena mempunyai kemampuan mengingat, namun Adhit tidak.


Orangtua Adhit sangat bingung dan putus asa dengan kemampuan adhit. Padahal Adhit bukan anak yang sangat aktif. Karena biar dipandu bagaimanapun, ia pasti lupa dengan kata2 yang di ajarkan. Hanya lima menit di ingat, setelah itu lupa sama sekali. Saran dari guru2 di sekolah untuk adit di les kan pun sudah di coba, tapi tetap saja kemampuan Adhit tidak berubah. Dengan ABD nya , adhit hanya mengerti bila di panggil, tapi terbatas bila antara keluarganya dan dia saja dan  bila di ajak bercakap ia tidak bisa mengikuti, memang menirukan sambil ia membaca bibir saya  tapi sekali lagi, ia tidak mampu merekam di memory otaknya.
Bagaimana setelah Adhit di implan ?
Adhit di implan pada telinga kirinya yang berat, dengan harapan yang ringan masih bisa pake ABD. Ketika pertamakali switch on, adhit di FFT..ia mampu menangkap beberapa frekuensi. Hasil FFT pertama kali ia mendapatkan hasil 30db. Kata dokter yang mengetesnya, Adhit cukup bagus dan mempunyai modal yang kuat untuk mendengar lewat CI nya.
Sehari setelah switch on , Adhit belum mulai habilitasi dengan terapis. Ia hanya dididik di rumah, dengan cara mengajarkan suara2 yang ada di rumah. CI IES ini memang bekerja sekali pada Adhit, ia respon sekali dengan suara2. Dulu dipakaikan ABD, ia tidak bereaksi sekali dengan suara2 lingkungan. Ia hanya paham dengan suara ibunya saja, ia tidak bisa mendiskriminasi suara yang ada di rumah.
Sebulan setelah CI, Adhit makin paham dengan namanya. Sebulan kemudianpun ia mulai menjalani habilitasi. Mulai lah ia mengerti bahwa ada suara yang memang harus ia dengar dan suara itu berbeda. Ia juga mulai paham bahwa suara oranglah yang harus ia dengar.


Lalu bagaimana selanjutnya?
Keluarga Adhit sangat mengharapkan dia mampu belajar berkata-kata dan berinteraksi dengan keluarganya, oleh karena itu mereka melatih Adhit dengan memperbanyak kosa kata agar dia dapat melatih ingatannya juga sehingga dia bisa di ajak berbicara meskipun sedikit. Setelah jalan habilitasi 2 bulan, ia banyak kemajuan. Adhit memang sempurna mendengar lewat CInya, sekarang begitu mudah memperbaiki artikulasi nya. Sudah keluar konsonan-konsonan, bahkan yang tersulit yaitu hurup “S” dan sudah bisa dikuasainya dalam waktu sekali diajarkan. Sekarangdia juga sudah fasih mengucapkan hurup “R” dalam waktu sehari, sehingga bila ia membaca, sudah terdengar jelas  dan mudah dipahami apa yang dibacanya atau keluar dari mulutnya. Untuk memory ingatannya pun bertambah. Ia mampu mengingat kata-kata yang diajarkan tentang benda2 dalam waktu singkat.
Bagi keluarganya, dengan usia implan yang baru berusia hampir 4 bulan ini kemampuan Adhit sudah sangat luar biasa. Ia sangat berbeda dengan Adhit yang dulu. Sekarang mudah untuk berkomunikasi dengannya. Karena ia akan menjawab untuk kata-kata yang sudah diketahuinya secara AVT hand cue.  
Orangtua Adhit tidak ingin memaksa dia murni AVT, mereka melihat Adhit sudah mengerti apabila dia harus paham akan suara-suara. Adhit lebih mudah menangkap kata bila orangtuanya memakai teknik “hand cue”.



Saat ini Adhit sedang dalam proses panjang untuk mendengar secara AVT. Orangtuanya juga terus menganalisa dan mencari trik - trik yang cocok agar ia paham bila diajak bicara secara AVT sambil terus konsultasi dengan terapis.
Untuk keberhasilan AVT memang sangat bagus bila di mulai sejak usia dini, tapi untuk Adhit yang sudah 10 tahun, tentu saya harus bersikap bijak. Karena memulai implan nya pun baru sekarang, jadi saya memilah dulu target yang ingin saya raih agar tidak membuat anaknya stress.